Monthly Archives: February 2009

Akankah Kita Akan Selingkuh Ke Touch Screen?

Demam iPhone yang issue-nya akan keluar di Indonesia melalui operator telekomunikasi terbesar di negara tersebut sudah sangat mewabah. Di banyak blog-blog membahas tentang iPhone 3G ini, bahkan di saat kita kongkow-kongkow di pantry atau di suatu tempat. Cuma yang disayangkan ini masih sekedar issue. Sejak di launching tentang pre-order di websitenya itu, sampai detik ini iPhone belum juga di launching dan harganyapun blm ada yang tahu.

Oke cukup dengan iPhone dan operator ini. Yang pengen saya tanyakan adalah apakah kebiasaan dari menggunakan navigasi di handphone akan berubah dalam waktu dekat? iPhone datang dengan touch screen. Jika memang iPhone ini sukes dengan touch screen-nyaya, maka kebiasaan menggunakan handphone bisa jadi berubah, yang tadinya pakai tombol maka sekarang dengan menggunakan layar. Orang-orang tentu saja akan mengikuti kebiasaan sesuai dengan gadget yang dibawanya.

Belum lagi nanti adanya G1 (Google Andorid) yang bekerja sama dengan HTC dan juga RIM tidak kalah mengeluarkan Blackberry Storm yang navigasi menggunakan touch screen. Nokia saja sudah mengeluarkan Xpress music yang tampilannya cukup interaktif dan juga touch screen.

Jika melihat para pemain besar dibidang gadget ini sudah mulai mengeluarkan produk-produk dengan navigasi touch screen tersebut, maka siap-siap mengubah kebiasaan kita. Lupakah keypad, sentuhlah layar handphone anda dengan sepenuh hati.

Ponari contoh nyata Word of Mouth

Beberapa minggu belakangan ini kita dihebohkan oleh seorang dukun cilik sakti dari daerah Jombang yang bernama Ponari, seorang bocah kelas 3 SD bisa menyembuhkan segala macam penyakit hanya menggunakan sebuah batu yang konon critanya didapatkan oleh si anak pada waktu dia tersambar petir.

Puluhan ribu orang berduyun-duyun menemuinya tanpa dia perlu untuk membuat sebuah iklan. Yah disinilah wujud nyata dari Word of Mouth. Dimana kehebatan Ponari disampaikan melalui mulut ke mulut kepada calon pasiennya. Terlepas dari masalah sosial atau masalah exploitasi anak, si Ponari ini adalah sebuah brand yang sangat terkenal pada minggu-minggu ini (ada yang ngitung equity-nya ya gak? wakakak).

Menurut Berita di TV (Liputan 6 SCTV), pengasilan dari ketenaran Ponari ini bisa mencapai 500 juta. Jika memang benar ponari ini akan di komersialisasikan, maka penghasilannya pun akan bisa melebihi dari ini.

Apa yang dijanjikan oleh ponari ini kepada pasiennya adalah service pengobatan yang memuaskan (salah satunya adalah si pasien tidak dipaksakan membayar), sehingga para pasiennya secara tidak sadar menjadi marketer untuk si bocah sakti ini.

Delivery Order Ala Bakmi Jawa

Tadi sewaktu pulang, saya mampir di sebuah warung makan langganan saya di daerah slipi. Sebenarnya saya tidak sedang mencari makan, karena sebelumnya sayah sudah makan. Saya mampir ke sana untuk membeli segelas jus melon. Sambil saya menunggu jus saya jadi, mata saya langsung terarah kepada sebuah tulisan dalam menu yang bertuliskan “Terima Pesanan, Hubungi 0815xxxxxxxx”.

Dan pada saat itu juga, sang pemilik warung makan sedang tidak ada order, maka saya langsung berinisiatif untuk menanyakan apa maksud terima pesanan ini, apakah untuk partai besar ataukah kecil? Dan beliau menjawab bahwa beliau menerima pemesanan untuk partai besar dan partai kecil. Untuk partai kecil, saya iseng mengusulkan kepada beliau agar menggunakan juga layanan Delivery Order?

Wah kamu belum tau yah… sebenarnya saya itu sudah ada layanan delivery order, tapi untuk delivery order ini minimal pemesanan adalah 3 orang, jawab si pemilik. Wah ternyata si bapak benar-benar tau target market-nya. Memang kebanyakan dari orang yang makan di warung ini adalah orang-orang yang tinggal di kost-kostan di daerah tersebut. Biasanya orang banyak memesan adalah orang-orang dari kost-kostan wanita yang mungkin malas untuk keluar rumah/kamar.

Berdasarkan pernyataan beliau, hampir setiap hari pasti ada yang menelepon untuk memesan makanan ataupun minuman dan juga untuk delivery order.

Lalu saya mengusulkan sebuah ide kembali. Wah kalau memang ada tiap hari ada yang pesan, kenapa gak dibuat tarif saja untuk layanan delivery order-nya, yah biar ada tambahan pemasukan? Beliau setuju dengan ide saya, memang selama ini walau tidak ada tarifnya, orang yang menjadi pengantar sering mendapatkan bonus tambahan dari sang pembeli. Nah kalau ada tarifnya kan bisa mendapatkan sebuah bonus yang pasti.

Kalau di pikir-pikir, memang sangatlah tepat untuk membuat sebuah delivery order ini, misalkan saja pada waktu hujan, atau malas keluar karena kesibukan kita, kita bisa menelepon ke warung ini untuk memesan sebuah makanan yang akan di antar, nah disini terlihat service ini dapat memberikan sebuah impact sales, coba jika tidak ada layanan ini, pada waktu hujan, yang datang akan sedikit dan penghasilanpun tidak bertambah.

Nah apakah perusahaan besar seperti McD sales-nya ikut terpengaruh dengan adanya Delivery Order 14045 milik mereka? Ntahlah, saya tidak mempunyai datanya, tapi terlepas dari Delivery Order McD, layanan Delivery Order ini bekerja untuk sebuah warung makan Bakmi Jawa di dekat kost saya.