Monthly Archives: April 2009

Mari Belajar dari Facebook Quiz

Belakangan ini facebook quiz sangatlah marak, setiap hari ada saja orang yang mengikuti quiz yang terkadang kurang penting itu. Saya menjadi tertarik untuk mengulasnya sedikit di sini.

Ada beberapa hal yang menurut saya dapat kita pelajari dari yang namanya quiz ini, antara lain adalah:

  • User generated. Mungkin kita ingat dengan facebook itu sendiri, apa yang membuat facebook itu terkenal adalah karena content-nya. Ya content tersebut setiap hari terus bertambah, dan itu bukan hanya semata dibuat oleh si pembuat tetapi kita sebagai users bisa juga meng-generate content tersebut. Begitu pula dengan quiz, dengan bisa dibuatnya quiz ini, maka banyak sekali muncul quiz-quiz yang menurut saya customized sekali. User generated ini sangatlah powerful, lihat saja website-website seperti youtube, flickr, apa yang membuat mereka tetap eksis adalah user yang terus datang untuk meng-generate content dari website tersebut.
  • Quiz itu unique.  Terkadang kita menemukan quiz yang sangat-sangat tidak penting, tapi ntah mengapa orang banyak sekali yang mengikuti quiz tersebut. Mungkin kita tidak sadar, bahwa keunikan dari quiz tersebut lah yang membuat orang ingin mencoba quiz tersebut. Bayangkan jika kita punya produk yang unique, rasanya bisa jadi produk kita akan bernasib sangat baik seperti quiz facebook ini. Lihatlah quiz dibawah, dan rasakan keunikan yang ada dalam quiz tersebut.

quiz1

  • Quiz itu media. Tidak tahu perusahaan terkait atau ntah pelanggan setianya yang membuat quiz bertipe seperti ini, yang jelas jika saya meng-klik quiz ini hanyalah semata-mata untuk mengetahui kedekatan emotional saya dengan salah satu produk dari perusahaan tersebut. Dengan kata lain quiz ini bisa menjadi sebuah media untuk emotional branding. Salah satu contoh quiz yang bertipe seperti ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

quiz2

Produk Spektakuler

Minggu ini saya liat di NavinoT, ada sebuah perlombaan yang berhadiah cukup menggiurkan yang disponsori oleh Bhinneka.com. Wah kali ini saya mencoba ikutan saja, siapa tau mendapatkan hadiah tersebut (amin) :D, tapi walaupun tidak menang, lumayan lah bisa menambah isi dari blog ini.

Terlepas dari perlombaan, saya sebenernya tertarik dengan tulisan NavinoT tentang Produk Yang Memukau, berikut ini saya coba paparkan beberapa produk yang memukau menurut saya:

  • VCD/DVD/MP3 bajakan. Memang produk-produk seperti ini sangatlah melanggar hukum, tapi yang sangat menarik menurut saya adalah metode distribusinya. Aneh bin ajaib memang, distribusi produk ini sangatlah cepat dan tersusun rapi. Walaupun bisa dibilang produk underground, tapi distribusi mereka sangatlah baik. Bayangkan saja, ketika anda baru mendengar sebuah lagu baru  ketika anda sedang berada di jakarta, tiba-tiba saja ketika anda ke daerah lain, anda juga telah  mendengar lagu baru tersebut. Begitu juga dengan VCD/DVD film, ketika ada film baru, maka kita bisa menemukannya juga di tempat lain. Semua perusahaan yang punya masalah distribusi bisa belajar dari para pembajak ini tentang distribusi. Namun saya jadi punya pertanyaan, kemanakah aparat penegak hukum di negara kita?
  • Produk-produk telekomunikasi. bukan karena saya bekerja di salah satu operator telekomunikasi, tapi produk ini memang sangat memukau. Selain memberikan untung yang sangat besar, produk ini juga telah merubah perilaku masyarakat kita, dimana kita bisa lebih cepat berkomunikasi untuk menyampaikan informasi tertentu dalam hitungan detik. Bayangkan saja kalau tidak ada SMS dan masih menggunakan surat, maka berita yang sangat penting bisa ter-pending, sesaat karena adanya barrier waktu.

Mungkin masih banyak produk-produk lain yang memukau anda, anda boleh tambahkan di bawah jika ada suatu produk yang menurut anda spektakuler.

Social Network & Spiral Marketing

Saat ini salah satu situs social network yang paling terkenal adalah Facebook, hampir semua teman-teman saya yang menggunakan internet sehari-hari ataupun dalam waktu tertentu memiliki account di website ini. Seiring dengan kebutuhan dan perkembangan, social network kini disebut-sebut sebagai media baru dalam marketing.

Dalam marketing kita mengenal dengan namanya spiral marketing, dimana orang mengetahui atau membeli barang tertentu berdasarkan atas pengaruh ataupun rekomendasi dari orang lain (dalam hal ini adalah teman atau orang terdekat).

Nah apa hubungannya social network dengan sprial marketing? Anda tentu masih ingat tulisan saya sebelumnya tentang Page pada Facebook yang isinya tentang media promosi, nah kali ini saya akan memanfaatkan page tersebut untuk melihat implementasi dari spiral marketing.suggest

Gambar diatas adalah jumlah fans dari salah satu page yang sudah saya buat. Jika kita milihat gambar yang tidak di highlights berwarna merah, jumlah fans menunjukkan pertumbuhan yang cukup bagus, namun pada masa itu saya tidak melakukan aktivitas untuk mempromosikan page tersebut kepada teman-teman saya yang juga menyatakan suka menggunakan produk tersebut.

Lihatlah disana, dengan tidak melukukan aktivitas promosi untuk page tersebut, jumlah fans terus meningkat, dan disinilah spiral itu berjalan dimana yang terjadi adalah calon fans masuk kedalam page tersebut setelah melihat notifikasi di halaman mereka yang berisi bahwa teman mereka menjadi bagian dari page tersebut. Dan akibat adanya faktor pengaruh teman ini, maka mereka memiliki kecendrungan untuk menjadi bagian dari page tersebut juga tanpa ada paksaan. Namun efek sprial itu begitu terasa efeknya setelah saya melakukan rekomendasi kepada teman-teman saya (buzz). Lihatlah pada gambar yang saya beri highlights berwarna merah, jumlah fans tiba-tiba meningkat lebih dua kali lipatnya.

Dengan adanya efek spiral ini, saya tidak perlu memerlukan effort yang cukup besar untuk mempromosikan page ini ke ratusan orang, namun promosi akan terjadi dengan alamiah saja seiiring dengan spiral yang terbentuk. Bayangkan jika efek spiral ini ada pada produk anda!

Mari Kita Dekati Komunitas

tokohelm

Mendekati komunitas, itulah yang dilakukan oleh tokohelm.com, mereka membangun sebuah bisnis online untuk berjualan helm dengan cara  men-setup toko mereka sesuai dengan karakteristik dari pelanggannya. Itulah yang disampaikan pada waktu Fresh April 2009

Mereka sepertinya tau bahwa untuk berjualan helm mereka harus mengetahui karakteristik dari para bikers yang merupakan target pelanggan mereka. Hal yang paling mudah mereka lakukan adalah melebur dengan komunitas motor yang ada sehingga mereka bisa mengetahui kebiasaan, karakteristik sampai dengan bahasa pergaulan mereka. Dengan begini, diharapkan  para pembeli akan merasakan nyaman akibat envionment yang disetting sesuai dengan karakteristik pelanggan mereka.

Kenapa harus komunitas motor? bikers sangatlah luas, dijalan raya, ketika orang mengendarai motor bisa disebut sebagai bikers, tetapi orang yang benar-benar peduli terhadap motor adalah anggota dari komunitas motor, dan saya sangat setuju sekali dengan tokohelm.com, bahwa untuk mengetahui karakteristik dari bikers adalah dengan mendekati komunitas motor yang ada, karena setiap anggota komunitas motor, pastinya adalah bikers. Jadi jika mereka ingin melakukan Facus Group Discusssion (FGD) tidak perlu lagi ngumpulin orang di jalan, cukup datang dari komunitas ke komunitas.

Yang dilakukan mereka sangatlah menarik karena selain mereka bisa berjualan dengan pendekatan emosional, mereka bisa juga melakukan branding terhadap komunitas tersebut. Dengan melakukan branding maka penjualan pun bisa meningkat karena yang tokohelm.com tersebut dapat menjual ke komunitas motor yang ada akibat dari keputusan komunitas yang akan mewajibkan anggotanya untuk menggunakan helm dari toko tersebut sebagai bagian dari identitas dari komunitas.

Jika hal ini berhasil seharusnya tokohelm.com ini akan mendapatkan sense of belonging yang tinggi dari pelanggannya, karena mereka selain berjualan juga mencoba mengikat secara emotional pelanggan mereka.

Mari Berpromosi dengan Facebook Page

Facebook, hampir semua orang yang hidup di dunia maya tahu tentang applikasi social network ini. Sebuah applikasi yang membantu kita untuk saling berinteraksi sesama tanpa harus bertatap muka. Banyak sekali fasilitas yang ada di applikasi ini. Tapi yang agak menjadi perhatian saya adalah fasilitas Page-nya.

Dengan fasilitas ini, jika kita memiliki sebuah produk, kita bisa membuat sebuah halaman tersendiri sebagai media promosi. Setelah page jadi maka orang-orang yang memang menggemari produk tersebut dapat menjadikan bagian dari profile mereka (Became a Fan). Fasilitas dalam page ini pada dasarnya sama saja dengan profile seseorang, tapi karena page ini merupakan promosi produk jadi kita bisa suggest ke orang-orang lain di sekitar kita untuk mempromosikannya.

Memang banyak jalan untuk mempromosikan selain dengan cara suggest seperti di atas. Yang menarik disini adalah efek daripada orang-orang yang telah menjadi fans tersebut. Anda tentu ingat dengan Multi Level Marketing (MLM) yang sempat booming itu, konsep yang terjadi pada Facebook kurang lebih mirip seperti MLM ini. Jika teman kita menjadi fans dari suatu produk, maka aktifitas ini akan ditampilkan di news feed kita, terkadang jika kita merasa produk itu adalah bagian dari kita, maka kita cenderung akan mengkliknya (Ingat kasus Say No To Megawati). Dan jika ada orang lain lagi yang melihatnya, dan merasa produk tersebut adalah produk kegemarannya, maka dia juga cenderung akan menjadi fans juga. Dan seterusnya, hal ini akan terus terjadi. Dengan begini semakin banyak fans yang terkumpul, maka kita tidak perlu melakukan aktivitas promosi untuk page yang kita buat.

Jika kita telah membuat page ini, biasanya kita akan mendapatkan sebuah halaman administrator sebagai media analisa, disini kita bisa melakukan tracking terhadap jumlah fans, dan juga aktivitas lainnya. Saya sekitar lima bulan yang lalu mencoba membuat page untuk produk-produk dari kantor saya, yaitu simPATI, Kartu As, dan kartuHALO. Saya sempat sedikit kagum terhadap perkembangannya. Dari total penggemarnya, saya coba korelasikan dengan brand awareness-nya, dan ternyata benar, produk yang awarenessnya sangat tinggi berdasarkan hasil survey lembaga survey, menunjukkan pertumbuhan jumlah fans yang sangat cepat.

Selain daripada itu, insight yang disediakan dalam page tersebut dapat membantu saya menentukan positioning produk tersebut berdasarkan umur. Jika saya dibandingkan dengan data hasil survey ataupun data internal, inisight ini menunjukkan kecendrungan yang sama terhadap profil pelanggan.

Modal Darurat Dengan Kartu Kredit

Membaca postingan teman saya tentang Kartu Kredit, jadi terbesit ide untuk membahasnya. Kartu Kredit atau saya lebih suka memanggilnya dengan Kartu Hutang adalah salah satu jenis alat pembayaran tanpa harus membawa uang yang banyak tetapi cukup membawa satu kartu. Apabila kita pakai dengan menggunakan kartu ini, maka uang kita tidak akan langsung dikurangi, melainkan akan ditagihkan pada bulan berikutnya.

Dewasa ini untuk mendapatkan kartu ini kita harus mengisi form applikasi, menyerahkan fotocopy KTP, dan bagi yang bekerja harus menyertakan surat keterangan kerja atau slip gaji terakhir sebagai validasi. Setelah mengisi tersebut, pihak bank selaku institusi yang mengeluarkan kartu tersebut akan melakukan survey terhadap diri kita apakah layak atau tidak untuk mendapatkannya. Setelah dapat kita butuh untuk mengakifkannya.

Nah jika sudah aktif kita bisa menggunakan kartu ini untuk ngutang dimana-mana. Saat ini kartu kredit mudah sekali didapatkan, hampir di setiap mall pasti ada orang/agen yang menawarkan kita agar kita mau meng-apply kartu kredit. Dengan mudah didapatkannya, beberapa orang memanfaatkan kartu ini sebagai modal ringan. Apabila para pencari modal itu harus mencarinya di-bank dengan cara resmi, pasti akan membutuhkan lebih banyak persayaratan lagi (detailnya saya kurang paham, tapi dari cerita pacar saya yang bekerja sebagai AO, banyak banget syaratnya) dan belum tentu disetujui juga.

Memang modal yang didapatkan bukanlah modal besar. Tapi untuk orang-orang retailer seperti warung, outlet, atau kios-kios yang butuh uang untuk belanja setiap bulan ini akan memberikan keuntungan. Mereka bisa membeli barang, dan dijual pada bulan itu, hasil penjualan dibayarkan ke tagihan kartu kredit. Selain itu juga terkadang ada beberapa kartu kredit yang memberikan benefit misalnya diskon di merchant-merchant tertentu, atau benefits lainnya. Apabila merchant tersebut adalah tempat pemilik usaha untuk berbelanja, wah sudah dapet modal, dapet untung diskon lagi.

Say No To Megawati!!!

What?? “Say No to Megawati” itulah page yang direkomendasikan di-profile facebook saya. Menyebalkan, padahal saya sudah meng-ignore-kannya berkali-kali. Tapi bukan berarti saya mendukung Ibu Megawati, saya ngerasa kurang sreg aja untuk menyetujuinya. Sudah cukup, daripada kita ngomongoin politik, mari kita cari pelajaran dibalik ini.

Black Campaign

Orang banyak bilang ini adalah black campaign yang dimunculkan oleh pesaing Megawati. Memang bisa saja sih, tanpa menyudutkan, yang namanya hidup, hukum alam itu pasti ada. Semua orang pengen jadi yang kuat, terkadang untuk menjadi yang terkuat tersebut segala cara dihalalkan. Jangankan dalam politik, dalam bisnis pun orang bisa saja menipu. Saya dulu pernah di interview oleh salah satu bank yang sangat besar di Indonesia untuk mengisi salah satu posisi yang disebut Social Engineer. Di sana yang mereka lakukan adalah membuat sebuah website yang mirip dengan pesaingnya untuk mendapatkan user account yang nantinya akan digunakan untuk mencuri data ataupun untuk menjelek-jelekkan kompetitorny. Tidak hanya hal itu saja, mungkin anda ingat dengan iklan operator-operator seluler sekitar setahun yang lalu (tahun 2008), dimana mereka saling menjelek-jelekkan satu sama lain dalam hal tarif.

Jadi black campaign hal ini wajar-wajar saja bisa terjadi, tinggal bagaimana si objek me-manage-nya supaya hal ini tidak semakin melebar. Tapi ingat ini tidak sesuai dengan etika professionalitas, jika ini bisa dikurangi, mungkin persaingan dalam apapun akan semakin menjadi fair.

Evaluator

Jika kita melihat sisi postifnya, harusnya hal ini bisa jadi evaluator buat Ibu Megawati untuk menjadi lebih baik. Di zaman internet telah berkembang sekarang ini, informasi apapun dapan dengan mudah disebar luaskan baik positif atau negatif. Bukan bermaksud untuk mengajari, seharusnya Ibu Megawati harus segera bisa merubah informasi negatif atau jika bisa harus dihilangkan.

Hal ini juga berlaku ketika kita bicara bisnis. Dalam melakukan penjualan, terkadang barang yang kita jual tidak sesuai kualitasnya dengan apa yang diminta oleh pelanggan. Hal ini bisa menimbulkan sebuah informasi negatif yang bisa dibagikan oleh sesama pelanggan. Nah kita sebagai penjual harus segara mengerti tentang hal ini, kita harus merubah produk kita dengan cara menghilangkan hal-hal negatif dengan cara mengerti apa yang diinginkan oleh pelanggan kita.

Kolaborasi Iklan

Sebulan belakangan ini kita mungkin melihat di televisi tentang iklan gabungan antara ketiga produk unggulan dalam negeri di pasar yaitu Kacang Garuda, Teh Botol Sosro dan Tolak Angin. Iklan gabungan tersebut mengusung tagline “Produk Indonesia, Tuan Rumah di Negeri Sendiri“, hal ini sangatlah pas karena pemerintah juga sedang menggenjot produk-produk dari dalam negeri untuk mengatasi global krisis yang sedang terjadi.

Tidaklah heran dalam hal ini, co-branding bukanlah hal yang baru dalam dunia marketing, contohnya saja antara Garuda-Citibank, Telkomsel-Citibank, KFC-Fruit Tea. Sejauh saya melihat iklan di TV saya belum pernah menemukan iklan TVC yang mengusung produk sekaligus dalam satu frame.

Di masa krisis seperti ini, hal ini saya bilang ini cukup cerdas dimana mereka bisa memotong budget iklan mereka dengan cara sharing budget diantara ketiganya. Apakah ini memang betul impact dari krisis atau mereka mau mendukung kegiatan pemerintah? Apapun alasannya iklan ini telah memberikan warna di dalam dunia periklanan di Indonesia.

Peluang Bisnis: Mengembangkan Applikasi Mobile Buat Anak-Anak

Kemarin ke Makassar ikut mengawal FGD  yang dilakukan oleh salah satu lembaga research di Indonesia. FGD ini gunanya untuk menggali kebiasan anak-anak kecil menggunakan handphone. FGD ini hanya mini group yang terdiri dari 4 orang dimana semuanya adalah anak SD.

Dari sana saya melihat bahwa dunia benar-benar sudah berubah. Pada saat saya SD, maka mainan saya adalah layang-layang, kelereng dan mainan tradisional lainnya. Saat ini mainan anak-anak itu adalah seputaran alat elektronik semacam PS sampai dengan handphone.

Yah ada sisi postifnya buat pengembang applikasi mobile. Anak-anak SD ini sudah mengerti internet menggunakan handphone, walaupun untuk menyetingnya masih meminta bantuan orang terdekat yang mengerti. Mereka bahkan mengenal apa yang namanya Facebook ataupun Friendster. Dengan begini maka applikasi mobile baik yang client side ataupun melalui website akan semakin meningkat seiring dewasanya mereka.

Yah namanya juga anak-anak, mereka bilang kebanyakan handphone-nya di-install-in applikasi games. Mereka hobby banget maen game. Melihat behaviour mereka yanbg seperti ini, mungkin inilah awal dari applikasi mobile dan juga web via mobile. Saat ini saya belum menemukan games online populer dengan menggunakan hanphone, kenapa tidak ada yang mengembangkannya yah?

Raksasa dunia juga sudah mulai sadar. Belum lama ini Yahoo sudah mengembangkan Yahoo!Blueprint untuk pengembang applikasi mobile dan juga Google juga telah mengembangkan Google-gears (walaupun hanya untuk windows mobile). Jika ini terjadi, maka operator telekomunikasi harus benar-benar siap mengembangkan layanan data mereka karena akan menjadi sumber revenue baru yang menjanjikan.