Author Archives: podelz

About podelz

Orang banyak bertanya, kenapa saya dipanggil Fadel padahal sebenernya panggilan saya adalah Fadhli. Berikut penjelasannya. Nama saya adalah Kemas M Fadhli, mungkin orang bertanya apa itu ‘M’ ditengah-tengah? ‘M’ tersebut adalah Muhammad, namun ntah kesalahan seperti apa yang terjadi sehingga nama tengah saya tersebut disingkat di akte kelahiran menjadi ‘M’. Arti nama saya per kata adalah : Kemas adalah gelar keturunan dalam kesultanan palembang, dimana kemas pada jaman itu adalah orang-orang yang mengatur perekonomian dalam lingkungan kesultanan. Namun saat ini saya bingung apakah kemas dan kimas itu sama, klo menurut saya kemas dan kimas itu berbeda, dari segi penempatan dalam nama saja sudah berbeda, klo kemas penempatannya di depan dan kimas itu penempatannya di belakang, sedangkan nama gelar keturunan dalam kesultanan palembang tersebut diletakkan di depan. Muhammad adalah nama nabi di Islam yang sangat dimuliakan, yaitu Nabi Muhammad SAW. Fadhli diambil dari bahasa arab yang artinya kelebihanku, ihsanku. Sebenarnya panggilan saya itu banyak, di lingkungan keluarga, saya lebih dikenal sebagai Adek, ini karena saya adalah anak bontot dari 3 bersaudara, jadi yah saya terima sebagai dipanggil Adek. Lalu pada saat SD saya dipanggil oleh teman-teman sebagai Kemas, padahal panggilan ini tidak lazim, karena apabila teman-teman menelepon ke rumah, dan mencari Kemas, maka orang dirumah saya bingung karena terdapat 3 orang Kemas di rumah itu yang tak lain dan tak bukan adalah bapak saya dan kakak saya. Saat SMP saya mulai memperkenalkan diri saya sebagai Fadhli, dan itu berhasil, banyak orang yang memanggil saya Fadhli. Namun pada saat saya kelas 2 SMP, salah seorang guru Agama saya menanyakan nama saya karena kesalahan tolol yang saya lakukan, lalu saya bilang nama saya adalah Fadhli, lalu dia menjawab oo Fadil, dan saya pun bedebat dengan menjawab “bukan pak nama saya Fadhli”, dia menjelaskan bahwa Fadhli itu sama dengan Fadil (asal kata Fadhli ya Fadil), padahal secara bahasa arab, 2 kata itu adalah beda dimana arti Fadhli adalah kelebihanku sedang arti Fadil adalah yang utama atau keutamaan (Fadilah). Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran penyebutan Fadil menjadi Fadel, dan sejak saat itu banyak orang yang memanggil saya Fadel karena klo memanggil Fadhli lebih agak susah dibanding dengan Fadel. Yah apapun itu yang penting Fadhli & Fadil (Fadel) memiliki arti yang sangat baik semuanya. Pada saat SMA saya tetap memperkenalkan diri sebagai Fadhli, namun karena pada saat SMA saya seperti pindah kelas dari SMP maka nama Fadhli lama-lama memudar menjadi Fadel kembali. Pada saat kuliah saya kembali lagi memperkenalkan diri sebagai Fadhli, namun karena ada 1 teman SMA saya yang masuk kuliah bareng dengan saya, maka dia memperkenalkan kepada teman-teman kuliah saya untuk memanggil saya dengan Fadel. Dan kembali banyak temen-temen saya yang memanggil Fadel. Namun ada beberapa orang sahabat saya yang memanggil saya dengan panggilan Lili (Cowok kok dipanggil seperti ini, sial!!!!), namun ini tidak sepopuler nama Fadel. Akhirnya untuk pertama kali saya memperkenalkan diri saya sebagai Fadel adalah pada saat saya bekerja, dan ada beberapa orang yang tidak mau memanggil saya Fadhli di tempat kerja, karena katanya nama saya adalah Fadhli, sekali Fadhli tetaplah Fadhli. Oh ya di dunia maya saya memperkenalkan diri saya sebagai podel yang kemundian bertransformasi sebagai podelz, dimana nama ini adalah selewengan dari kata Fadel yang diberikan oleh teman saya sebangku pada saat kelas 1 SMA. Yah apapun namanya mau Kemas, mau Fadhli, mau Fadel, mau podel, mau podelz saya tetap terima, asalkan jelas maksud dan tujuan dari panggilan tersebut dan ingat nama saya sebenarnya adalah Kemas M Fadhli!!!

Social Network & Spiral Marketing

Saat ini salah satu situs social network yang paling terkenal adalah Facebook, hampir semua teman-teman saya yang menggunakan internet sehari-hari ataupun dalam waktu tertentu memiliki account di website ini. Seiring dengan kebutuhan dan perkembangan, social network kini disebut-sebut sebagai media baru dalam marketing.

Dalam marketing kita mengenal dengan namanya spiral marketing, dimana orang mengetahui atau membeli barang tertentu berdasarkan atas pengaruh ataupun rekomendasi dari orang lain (dalam hal ini adalah teman atau orang terdekat).

Nah apa hubungannya social network dengan sprial marketing? Anda tentu masih ingat tulisan saya sebelumnya tentang Page pada Facebook yang isinya tentang media promosi, nah kali ini saya akan memanfaatkan page tersebut untuk melihat implementasi dari spiral marketing.suggest

Gambar diatas adalah jumlah fans dari salah satu page yang sudah saya buat. Jika kita milihat gambar yang tidak di highlights berwarna merah, jumlah fans menunjukkan pertumbuhan yang cukup bagus, namun pada masa itu saya tidak melakukan aktivitas untuk mempromosikan page tersebut kepada teman-teman saya yang juga menyatakan suka menggunakan produk tersebut.

Lihatlah disana, dengan tidak melukukan aktivitas promosi untuk page tersebut, jumlah fans terus meningkat, dan disinilah spiral itu berjalan dimana yang terjadi adalah calon fans masuk kedalam page tersebut setelah melihat notifikasi di halaman mereka yang berisi bahwa teman mereka menjadi bagian dari page tersebut. Dan akibat adanya faktor pengaruh teman ini, maka mereka memiliki kecendrungan untuk menjadi bagian dari page tersebut juga tanpa ada paksaan. Namun efek sprial itu begitu terasa efeknya setelah saya melakukan rekomendasi kepada teman-teman saya (buzz). Lihatlah pada gambar yang saya beri highlights berwarna merah, jumlah fans tiba-tiba meningkat lebih dua kali lipatnya.

Dengan adanya efek spiral ini, saya tidak perlu memerlukan effort yang cukup besar untuk mempromosikan page ini ke ratusan orang, namun promosi akan terjadi dengan alamiah saja seiiring dengan spiral yang terbentuk. Bayangkan jika efek spiral ini ada pada produk anda!

Mari Kita Dekati Komunitas

tokohelm

Mendekati komunitas, itulah yang dilakukan oleh tokohelm.com, mereka membangun sebuah bisnis online untuk berjualan helm dengan cara  men-setup toko mereka sesuai dengan karakteristik dari pelanggannya. Itulah yang disampaikan pada waktu Fresh April 2009

Mereka sepertinya tau bahwa untuk berjualan helm mereka harus mengetahui karakteristik dari para bikers yang merupakan target pelanggan mereka. Hal yang paling mudah mereka lakukan adalah melebur dengan komunitas motor yang ada sehingga mereka bisa mengetahui kebiasaan, karakteristik sampai dengan bahasa pergaulan mereka. Dengan begini, diharapkan  para pembeli akan merasakan nyaman akibat envionment yang disetting sesuai dengan karakteristik pelanggan mereka.

Kenapa harus komunitas motor? bikers sangatlah luas, dijalan raya, ketika orang mengendarai motor bisa disebut sebagai bikers, tetapi orang yang benar-benar peduli terhadap motor adalah anggota dari komunitas motor, dan saya sangat setuju sekali dengan tokohelm.com, bahwa untuk mengetahui karakteristik dari bikers adalah dengan mendekati komunitas motor yang ada, karena setiap anggota komunitas motor, pastinya adalah bikers. Jadi jika mereka ingin melakukan Facus Group Discusssion (FGD) tidak perlu lagi ngumpulin orang di jalan, cukup datang dari komunitas ke komunitas.

Yang dilakukan mereka sangatlah menarik karena selain mereka bisa berjualan dengan pendekatan emosional, mereka bisa juga melakukan branding terhadap komunitas tersebut. Dengan melakukan branding maka penjualan pun bisa meningkat karena yang tokohelm.com tersebut dapat menjual ke komunitas motor yang ada akibat dari keputusan komunitas yang akan mewajibkan anggotanya untuk menggunakan helm dari toko tersebut sebagai bagian dari identitas dari komunitas.

Jika hal ini berhasil seharusnya tokohelm.com ini akan mendapatkan sense of belonging yang tinggi dari pelanggannya, karena mereka selain berjualan juga mencoba mengikat secara emotional pelanggan mereka.

Mari Berpromosi dengan Facebook Page

Facebook, hampir semua orang yang hidup di dunia maya tahu tentang applikasi social network ini. Sebuah applikasi yang membantu kita untuk saling berinteraksi sesama tanpa harus bertatap muka. Banyak sekali fasilitas yang ada di applikasi ini. Tapi yang agak menjadi perhatian saya adalah fasilitas Page-nya.

Dengan fasilitas ini, jika kita memiliki sebuah produk, kita bisa membuat sebuah halaman tersendiri sebagai media promosi. Setelah page jadi maka orang-orang yang memang menggemari produk tersebut dapat menjadikan bagian dari profile mereka (Became a Fan). Fasilitas dalam page ini pada dasarnya sama saja dengan profile seseorang, tapi karena page ini merupakan promosi produk jadi kita bisa suggest ke orang-orang lain di sekitar kita untuk mempromosikannya.

Memang banyak jalan untuk mempromosikan selain dengan cara suggest seperti di atas. Yang menarik disini adalah efek daripada orang-orang yang telah menjadi fans tersebut. Anda tentu ingat dengan Multi Level Marketing (MLM) yang sempat booming itu, konsep yang terjadi pada Facebook kurang lebih mirip seperti MLM ini. Jika teman kita menjadi fans dari suatu produk, maka aktifitas ini akan ditampilkan di news feed kita, terkadang jika kita merasa produk itu adalah bagian dari kita, maka kita cenderung akan mengkliknya (Ingat kasus Say No To Megawati). Dan jika ada orang lain lagi yang melihatnya, dan merasa produk tersebut adalah produk kegemarannya, maka dia juga cenderung akan menjadi fans juga. Dan seterusnya, hal ini akan terus terjadi. Dengan begini semakin banyak fans yang terkumpul, maka kita tidak perlu melakukan aktivitas promosi untuk page yang kita buat.

Jika kita telah membuat page ini, biasanya kita akan mendapatkan sebuah halaman administrator sebagai media analisa, disini kita bisa melakukan tracking terhadap jumlah fans, dan juga aktivitas lainnya. Saya sekitar lima bulan yang lalu mencoba membuat page untuk produk-produk dari kantor saya, yaitu simPATI, Kartu As, dan kartuHALO. Saya sempat sedikit kagum terhadap perkembangannya. Dari total penggemarnya, saya coba korelasikan dengan brand awareness-nya, dan ternyata benar, produk yang awarenessnya sangat tinggi berdasarkan hasil survey lembaga survey, menunjukkan pertumbuhan jumlah fans yang sangat cepat.

Selain daripada itu, insight yang disediakan dalam page tersebut dapat membantu saya menentukan positioning produk tersebut berdasarkan umur. Jika saya dibandingkan dengan data hasil survey ataupun data internal, inisight ini menunjukkan kecendrungan yang sama terhadap profil pelanggan.

Modal Darurat Dengan Kartu Kredit

Membaca postingan teman saya tentang Kartu Kredit, jadi terbesit ide untuk membahasnya. Kartu Kredit atau saya lebih suka memanggilnya dengan Kartu Hutang adalah salah satu jenis alat pembayaran tanpa harus membawa uang yang banyak tetapi cukup membawa satu kartu. Apabila kita pakai dengan menggunakan kartu ini, maka uang kita tidak akan langsung dikurangi, melainkan akan ditagihkan pada bulan berikutnya.

Dewasa ini untuk mendapatkan kartu ini kita harus mengisi form applikasi, menyerahkan fotocopy KTP, dan bagi yang bekerja harus menyertakan surat keterangan kerja atau slip gaji terakhir sebagai validasi. Setelah mengisi tersebut, pihak bank selaku institusi yang mengeluarkan kartu tersebut akan melakukan survey terhadap diri kita apakah layak atau tidak untuk mendapatkannya. Setelah dapat kita butuh untuk mengakifkannya.

Nah jika sudah aktif kita bisa menggunakan kartu ini untuk ngutang dimana-mana. Saat ini kartu kredit mudah sekali didapatkan, hampir di setiap mall pasti ada orang/agen yang menawarkan kita agar kita mau meng-apply kartu kredit. Dengan mudah didapatkannya, beberapa orang memanfaatkan kartu ini sebagai modal ringan. Apabila para pencari modal itu harus mencarinya di-bank dengan cara resmi, pasti akan membutuhkan lebih banyak persayaratan lagi (detailnya saya kurang paham, tapi dari cerita pacar saya yang bekerja sebagai AO, banyak banget syaratnya) dan belum tentu disetujui juga.

Memang modal yang didapatkan bukanlah modal besar. Tapi untuk orang-orang retailer seperti warung, outlet, atau kios-kios yang butuh uang untuk belanja setiap bulan ini akan memberikan keuntungan. Mereka bisa membeli barang, dan dijual pada bulan itu, hasil penjualan dibayarkan ke tagihan kartu kredit. Selain itu juga terkadang ada beberapa kartu kredit yang memberikan benefit misalnya diskon di merchant-merchant tertentu, atau benefits lainnya. Apabila merchant tersebut adalah tempat pemilik usaha untuk berbelanja, wah sudah dapet modal, dapet untung diskon lagi.

Say No To Megawati!!!

What?? “Say No to Megawati” itulah page yang direkomendasikan di-profile facebook saya. Menyebalkan, padahal saya sudah meng-ignore-kannya berkali-kali. Tapi bukan berarti saya mendukung Ibu Megawati, saya ngerasa kurang sreg aja untuk menyetujuinya. Sudah cukup, daripada kita ngomongoin politik, mari kita cari pelajaran dibalik ini.

Black Campaign

Orang banyak bilang ini adalah black campaign yang dimunculkan oleh pesaing Megawati. Memang bisa saja sih, tanpa menyudutkan, yang namanya hidup, hukum alam itu pasti ada. Semua orang pengen jadi yang kuat, terkadang untuk menjadi yang terkuat tersebut segala cara dihalalkan. Jangankan dalam politik, dalam bisnis pun orang bisa saja menipu. Saya dulu pernah di interview oleh salah satu bank yang sangat besar di Indonesia untuk mengisi salah satu posisi yang disebut Social Engineer. Di sana yang mereka lakukan adalah membuat sebuah website yang mirip dengan pesaingnya untuk mendapatkan user account yang nantinya akan digunakan untuk mencuri data ataupun untuk menjelek-jelekkan kompetitorny. Tidak hanya hal itu saja, mungkin anda ingat dengan iklan operator-operator seluler sekitar setahun yang lalu (tahun 2008), dimana mereka saling menjelek-jelekkan satu sama lain dalam hal tarif.

Jadi black campaign hal ini wajar-wajar saja bisa terjadi, tinggal bagaimana si objek me-manage-nya supaya hal ini tidak semakin melebar. Tapi ingat ini tidak sesuai dengan etika professionalitas, jika ini bisa dikurangi, mungkin persaingan dalam apapun akan semakin menjadi fair.

Evaluator

Jika kita melihat sisi postifnya, harusnya hal ini bisa jadi evaluator buat Ibu Megawati untuk menjadi lebih baik. Di zaman internet telah berkembang sekarang ini, informasi apapun dapan dengan mudah disebar luaskan baik positif atau negatif. Bukan bermaksud untuk mengajari, seharusnya Ibu Megawati harus segera bisa merubah informasi negatif atau jika bisa harus dihilangkan.

Hal ini juga berlaku ketika kita bicara bisnis. Dalam melakukan penjualan, terkadang barang yang kita jual tidak sesuai kualitasnya dengan apa yang diminta oleh pelanggan. Hal ini bisa menimbulkan sebuah informasi negatif yang bisa dibagikan oleh sesama pelanggan. Nah kita sebagai penjual harus segara mengerti tentang hal ini, kita harus merubah produk kita dengan cara menghilangkan hal-hal negatif dengan cara mengerti apa yang diinginkan oleh pelanggan kita.

Kolaborasi Iklan

Sebulan belakangan ini kita mungkin melihat di televisi tentang iklan gabungan antara ketiga produk unggulan dalam negeri di pasar yaitu Kacang Garuda, Teh Botol Sosro dan Tolak Angin. Iklan gabungan tersebut mengusung tagline “Produk Indonesia, Tuan Rumah di Negeri Sendiri“, hal ini sangatlah pas karena pemerintah juga sedang menggenjot produk-produk dari dalam negeri untuk mengatasi global krisis yang sedang terjadi.

Tidaklah heran dalam hal ini, co-branding bukanlah hal yang baru dalam dunia marketing, contohnya saja antara Garuda-Citibank, Telkomsel-Citibank, KFC-Fruit Tea. Sejauh saya melihat iklan di TV saya belum pernah menemukan iklan TVC yang mengusung produk sekaligus dalam satu frame.

Di masa krisis seperti ini, hal ini saya bilang ini cukup cerdas dimana mereka bisa memotong budget iklan mereka dengan cara sharing budget diantara ketiganya. Apakah ini memang betul impact dari krisis atau mereka mau mendukung kegiatan pemerintah? Apapun alasannya iklan ini telah memberikan warna di dalam dunia periklanan di Indonesia.

Peluang Bisnis: Mengembangkan Applikasi Mobile Buat Anak-Anak

Kemarin ke Makassar ikut mengawal FGD  yang dilakukan oleh salah satu lembaga research di Indonesia. FGD ini gunanya untuk menggali kebiasan anak-anak kecil menggunakan handphone. FGD ini hanya mini group yang terdiri dari 4 orang dimana semuanya adalah anak SD.

Dari sana saya melihat bahwa dunia benar-benar sudah berubah. Pada saat saya SD, maka mainan saya adalah layang-layang, kelereng dan mainan tradisional lainnya. Saat ini mainan anak-anak itu adalah seputaran alat elektronik semacam PS sampai dengan handphone.

Yah ada sisi postifnya buat pengembang applikasi mobile. Anak-anak SD ini sudah mengerti internet menggunakan handphone, walaupun untuk menyetingnya masih meminta bantuan orang terdekat yang mengerti. Mereka bahkan mengenal apa yang namanya Facebook ataupun Friendster. Dengan begini maka applikasi mobile baik yang client side ataupun melalui website akan semakin meningkat seiring dewasanya mereka.

Yah namanya juga anak-anak, mereka bilang kebanyakan handphone-nya di-install-in applikasi games. Mereka hobby banget maen game. Melihat behaviour mereka yanbg seperti ini, mungkin inilah awal dari applikasi mobile dan juga web via mobile. Saat ini saya belum menemukan games online populer dengan menggunakan hanphone, kenapa tidak ada yang mengembangkannya yah?

Raksasa dunia juga sudah mulai sadar. Belum lama ini Yahoo sudah mengembangkan Yahoo!Blueprint untuk pengembang applikasi mobile dan juga Google juga telah mengembangkan Google-gears (walaupun hanya untuk windows mobile). Jika ini terjadi, maka operator telekomunikasi harus benar-benar siap mengembangkan layanan data mereka karena akan menjadi sumber revenue baru yang menjanjikan.

iPhone vs. Blackberry

Di beberapa mailing list ataupun di beberapa micro blog yang saya ikuti, banyak sekali yang bingung untuk memilih gadget apakah blackberry ataupun iPhone. Saya coba untuk menjelaskannya menurut pendapat saya:

  • Product blackberry tidak hanya handset saja namun product blackberry itu di-bundle dengan backbone/jaringan yang khusus sehingga membuat pengguna blackberry merasa lebih special dan juga koneksi mereka merasa lebih kencang.  Sedangkan iPhone, produk mereka hanyalah sebuah handset. Namun karena kedinamisan dari user interface-nya dan juga didukung oleh kekuatan koneksi internet dari operator-operator telekomunikasi saat ini maka  internetnya lebih kencang, jadi tidak masalah.
  • Dalam masalah browsing, saya lebih suka menggunakan iPhone, karena dengan safarinya kita bisa mengakses internet seperti menggunakan pc/mac. Zooming yang stabil dan juga touch yang stabil membuat terasa lebih nyaman. Untuk blackberry, browsing kurang enak, karena layarnya yang lebih kecil dan juga browsernya yang kurang dinamis.
  • Masalah pushmail, blackberry jagonya. Dengan memiliki server sendiri, blackberry bisa meng-pushkan e-mail ke handset mereka ataupun ke applikasi blackberry connect. Sedangkan untuk iPhone itu tergantung jenis e-mailnya, jika support push, maka dia akan mengepush e-mailnya ke handset iPhone, tapi kalau gak, maka akan dibuat periodic.
  • Masalah applikasi sama saja, di iPhone atau Blackberry kita bisa install applikasi atau game apa saja yang kita mau.

Yah 2 gadget ini punya pasarnya masing-masing, yah tergantung segmentnya, jika segment untuk iPhone lebih banyak maka dia pasti akan menguasai pasar dan juga sebaliknya. Kita liat saja perkembangannya di Indonesia.

Mobile Internet Access Akankah Menjadi Primadona?

internet

Jika kita melihat iklan-iklan dan promo dari operator telekomunikasi belakangan ini, maka arahnya adalah ke mobile internet access.

Dimulai dengan brand terbesar, yaitu simPATI. Pada bulan Februari 2009, brand ini mengeluarkan perdana baru mereka yang mereka sebut sebagai simPATI PeDe pilihan juara. Di stater pack ini kita bisa mendapatkan free internet sebesar 5 MB.

Tak hanya simPATI, Indosat ikut mengeluarkan berbagai macam varian produk, seperti voucher khusus buat internet dan juga mereka meluncurkan staterpack baru untuk produk IM3 mereka, yaitu IM3 groove. Dengan produk ini mereka memberikan Free 100 menit akses internet.

Belum lagi XL, yang sudah menggelar layanan internet access mereka dengan memberikan sebuah stater pack baru yang bernama XL Internet Prepaid Access.

Anda mungkin ingat dengan tagline “Anti Mati Gaya” yang dikeluarkan oleh 3 (three) dari hutchinson. Dengan mengusungn tema Anti Mati Gaya 3 (three) memberikan free internet access 1 MB/hari. Dan jika anda lewat di Jalan Jendral Gatot Subroto Jakarta, anda bisa melihat iklan dari Axis yang memberikan internet free 1 MB/hari dengan cara menjadi anggota komunitas Axis yang bernama Asix.

Yah masih banyak operator-operator lain seperti CDMA yang mengeluarkan produk internet mereka. Apakah memang tahun ini internet mulai diperhitungkan oleh operator selain voice dan SMS yang menjadi mesin uang mereka selama ini?

Krisis Moneter Dunia, Apakah sudah terjadi di Indonesia?

Tadi siang sekitar jam 10 pagi sampai jam 2 siang, saya bersama teman-teman kantor melakukan market scan di pusat perbelanjaan handphone di Roxy Mas Jakarta. Sampai disana semua tampak seperti biasa-biasa saja, sampai setelah setengah jam, kami baru sadar bahwa sekarang Roxy yang terakhir kali kami datangi begitu ramai, menjadi sepi.

Melanjutkan perjalanan, tiap lantai kami check satu per satu, ternyata ada beberapa agen voucher dan perdana tutup. Apakah krisis itu benar-benar telah sampai di negara kita? Selain voucher dan perdana, handset-handset baru juga sudah mulai tidak “sebanjir” dulu. Apa lagi nokia, ntah ini karena pengaruh Blackberry atau karena pengaruh krisis ekonomi.

Memang dari salah satu hasil survey internal dari lembaga survey independen mengatakan bahwa monthly expenditure akan diturunkan oleh masyarakat umum pada tahun ini. Dari survey tersebut, telekomunikasi salah satunya. Masyarakat akan mengurangi “jatah dompet” telekomunikasi yang selama ini mereka anggarkan.

Selain itu, pagi tadi saya membaca di salah satu media online yang mengatakan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2009 Bisa Turun Lagi, akibat dari proyeksi pertumbuhan dunia yang diturunkan 0.5%-1.5% oleh IMF. Kalau memang diturunkan, berarti pemerintahan yang setahun belakangan ini percaya diri bisa sukses ditengah krisis mulai akan menyesuaikan dengan keadaan ekonomi dunia.