Category Archives: Marketing

Loyalty Program

Loyalty programs adalah program yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk meningkatkan ke-loyal-an dari pelanggan mereka. Bentuk loyalitas ini bisa berupa pemberian reward kepada pelanggan dengan harapan bahwa pelanggan tersebut akan meningkatkan loyalitas mereka.

Salah satu program layalitas ini adalah TEKOMSEL Poin. Program ini dibuat oleh operator merah untuk pelanggan mereka yang berupa sebuah undian berhadiah. Sebenarnya bukan hanya TELKOMSEL saja yang mengeluarkan program seperti ini, namun kompetitor-kompetitornya dan perusahaan-perusahaan lain juga mengeluarkan program-program loyaltas yang serupa atau program loyalitas yang lain.

Memang program-program berupa undian seperti di atas, jika benar-benar tepat sasaran, maka bisa jadi pelanggan akan semakin mencintai produk dari perusahaan yang mengeluarkan program tersebut. Namun dengan maraknya program-program loyalitas yang mengumbar sebuah hadiah yang sangat menggiurkan, membuat orang-orang yang berprofesi sebagai penipu tidak tinggal diam. Mereka benar-benar memanfaatkan momen ini untuk menipu pelanggan-pelanggan dari perusahaan yang membuat program tersebut. Jika pelanggan yang menganggap bahwa penipu tersebut benar-benar dari perusahaan yang mengeluarkan program maka dia merasa ditipu oleh perusahaan tersebut, dan image perusahaan tersebut akan menurun di mata pelanggan.

Kasus penipuan ini juga membuat perusahaan yang membuat program harus terus berupaya meyakinkan pelanggan mereka bahwa program yang mereka buat itu benar-benar resmi dan tidak menipu, dan juga mengingatkan pelanggan agar bisa bersikap hati-hati jika ada penipu yang mencoba mempengaruhi mereka. Pertanyaannya apakah pelanggan benar-benar bisa percaya kembali tentang program-program seperti ini setelah adanya kasus-kasus penipuan?

Baru-baru ini ada satu orang lagi yang tertipu. Jika saya cari di internet dengan menggunakan keyword “undian penipuan” ada banyak blog atau website yang telah mempermasalahkan ini. Selain mempermasalahkan mereka juga mengingatkan kepada pelanggan untuk lebih berhati-hati agar tidak mudah tertipu dengan orang-orang yang memanfaatkan program tersebut.

Penipuan semakin marak, dan sudah memakan korban, apakah penegak hukum di negara kita mau benar-benar menuntaskan kasus ini sampai ke akar-akarnya?

Macam-Macam Tipe Pembeli

Di beberapa toko buku di Jakarta, sekarang saya melihat lumayan cukup banyak buku yang berjudul According To Kotler dengan sampul tebal. Wah kok punya saya masih sampul  biasa yah? apa saya dulu belinya kecepetan? Ah sudahlah tidak usah ngebahas bentuk bukunya, tapi mari kita lihat pada halaman 109, dimana Kotler mengatakan bahwa ada tiga macam bentuk pembeli yaitu:

  1. Pembeli yang sadar harga.
  2. Pembeli yang bersedia membayar sedikit lebih mahal demi kualitas layanan yang lebih baik, tetapi hanya sampai batas tertentu.
  3. Pembeli yang menginginkan kualitas dan layanan terbaik.

Pembeli yang sadar harga

Saya lebih suka bilang orang-orang ini adalah price sensitive, dimana mereka akan menggunakan suatu produk berdasarkan dari harga produk tersebut. Yang ada di pikiran mereka adalah “murah”, “murah”, dan “murah” dan hampir tidak menyinggung masalah kualitas.  Jika barang tersebut mahal maka ada kecendrungan dari mereka menjadi malas untuk menggunakan product tersebut. Tipe pelanggan ini cukup banyak di Indonesia.  Mungkin kita ingat tahun lalu (tahun 2008) di dunia telekomunikasi dimana terjadi perang harga antar operator  yang membuat harga telepon turun dan juga komunikasi (iklan) yang terus berkoar tentang kemurahan. Dan yang terjadi adalah pertumbuhan pengguna (subscriber base) meningkat sebanyak 57.1% atau naik 9.2% dari pertumbuhan pengguna tahun lalu. Beberapa analyst kantor dan juga hasil survey mengatakan, pertumbuhan ini disebabkan oleh harga yang semakin murah dan juga komunikasi dari operator-operator yang berebut untuk menunjukkan diri mereka murah.

Pembeli yang bersedia membayar sedikit lebih mahal demi kualitas layanan yang lebih baik, tetapi hanya sampai batas tertentu

Saya mau bilang ini adalah untuk orang-orang seperti saya yaitu orang yang baru pertama kali bekerja atau punya kepentingan agak dalam dengan produk yang akan dipakai, dan juga punya budget terbatas sendiri untuk penggunaan produk tersebut. Jika dikasih pilhan barang dengan beda-beda merek, maka saya tentunya akan memilih yang paling murah, tapi juga kualitasnya bukan kualitas abal-abal, tentunya barang yang seperti ini sangat langka, jadi produk yang akan saya pilih adalah yang harganya tidak apa-apa lebih mahal asalkan kualitasnya lebih baik.

Pembeli yang menginginkan kualitas dan layanan terbaik

Tipe pembeli seperti inilah yang cenderung sangat gampang untuk berpindah dari satu produk ke produk yang lain. Harga bagi mereka bukanlah suatu persoalan, yang penting adalah kualitas dan layanan terbaik. Jika produk kita kulitas dan layanannya menurun dan pelanggan melihat produk tetangga yang memiliki kualitas dan layanan yang meningkat, maka pelanggan ini tidak akan segan-segan untuk berpindah hati dari produk yang kita miliki. Contohnya dari pelanggan seperti ini adalah perusahaan-perusahaan, dimana mereka memikirkan kualitas dan layanan yang terbaik untuk mendukung operasional pekerjaan mereka. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap orang-orang yang service sensitive ini, biasanya dibuatlah sebuah departemen atau divisi khusus untuk menangani mereka secara pesonal dan intensif. Tipe pelanggan yang seperti ini bisa jadi adalah perorangan, dan itu pastinya akan sedikit karena berada di piramida Social Economic Status atas atau sering disebut SES A & B atau orang kaya.

Nah, termasuk pelanggan seperti apakah anda?

Mystery Shopping

Kemarin siang saya jalan-jalan ke beberapa mall dan toko di daerah Jakarta Utara. Jalan-jalan itu dilakukan di jam kerja. WHAT??? ke mall pada jam kerja? emang kamu gak ada kerjaan del? Tenang-tenang, saya melakukan perjalanan dari mall ke mall adalah bagian dari pekerjaan? Pekerjaan apa sih yang sampai segitu enak-nya jalan-jalan ke mall?

Saya melakukan Mystery Shopping! Mystery Shopping adalah melakukan kunjungan terhadap toko-toko secara diam-diam untuk mengetahui kualitas produk atau service yang akan diberikan kepada pelanggan. Yang sering melakukan Mystery Shopping itu biasanya orang-orang dari bagian Market Research dalam suatu perusahaan. Toko-toko yang didatangi bukanlah semua toko (tanpa batas) tetapi toko dimana perusahaan menitipkan barangnya untuk di jual.

Sebelum berangkat, biasanya orang-orang yang akan melakukan Mystery Shopping ini telah diberikan items-items yang akan di check. Sehingga tujuan dari kunjungan itu jelas, apa saja yang harus dicari informasinya.

Yah ketika saya datang ke toko-toko yang telah ditentukan, yang harus saya hilangkan sesaat adalah identitas saya sebagai karyawan. Saya benar-benar seperti orang yang tidak tahu akan produk yang akan saya check dan juga saya berusaha meyakinkan sang penjual bahwa saya akan benar-benar membeli produk tersebut. Wah kalau gitu orang-orang yang biasa melakukan ini harusnya bisa dengan cepat menjadi artis, karena mereka harus selalu bersandiwara ke semua orang yang ada di toko itu. Ha ha ha…

Peranan Anak-Anak Dalam Pasar

Membaca majalah Marketing Edisi April 2009 yang membahas masalah pasar anak-anak yang harusnya bisa digarap oleh perusahaan-perusahaan. Pada segment utama majalah tersebut, terdapat tulisan yang menurut saya cukup menarik dimana dalam tulisan itu membahas tentang peran anak-anak dalam pasar.

Ada 3 jenis peranan anak-anak dalam pasar yaitu:

  1. Sebagai Primary Market. Anak-anak adalah manusia, yang tentu saja membutuhkan suatu barang. Primary Market disini adalah anak-anak sebagai target market kita dalam menjual suatu produk/barang. Jadi jika kita mau benar-benar mau mensasar pasar anak-anak, buatlah packaging dan fitur dalam produk kita yang benar-benar dibutuhkan oleh anak-anak ini.
  2. Sebagai Secondary Market. Dengan ilmu merengek, anak-anak terkadang bisa mendapatkan barang yang mereka inginkan. Ilmu merengek ini, sebenernya adalah ilmu mempengaruhi orang tua mereka dalam mengambil keputusan untuk membeli barang. Yak, secondary market disini adalah anak-anak sebagai influencer yang bisa mempengaruhi orang tua mereka untuk membeli barang.
  3. Sebagai Future Market. Dari segi umur, si anak-anak ini memiliki umur yang relative lebih panjang dibanding dengan orang dewasa, mereka masih memiliki masa depan yang cukup panjang. Jika kita memiliki barang yang bagus dan optimis barang ini akan terus exist di masa depan, maka boleh lah kita melirik pasar ini.

Kalau dilihat dari peranan yang ditulis dalam majalah tersebut, sebenarnya market anak-anak ini sangatlah potensial sekali. Kita bisa meng-grab customer yang cukup banyak  dalam sekali rangkul (seperti orang tua mereka), dan juga masa depan market dari produk kita bisa kita jaga dengan catatan produk kita harus tetap exist sampai dengan mereka tumbuh dewasa.

Mari Belajar dari Facebook Quiz

Belakangan ini facebook quiz sangatlah marak, setiap hari ada saja orang yang mengikuti quiz yang terkadang kurang penting itu. Saya menjadi tertarik untuk mengulasnya sedikit di sini.

Ada beberapa hal yang menurut saya dapat kita pelajari dari yang namanya quiz ini, antara lain adalah:

  • User generated. Mungkin kita ingat dengan facebook itu sendiri, apa yang membuat facebook itu terkenal adalah karena content-nya. Ya content tersebut setiap hari terus bertambah, dan itu bukan hanya semata dibuat oleh si pembuat tetapi kita sebagai users bisa juga meng-generate content tersebut. Begitu pula dengan quiz, dengan bisa dibuatnya quiz ini, maka banyak sekali muncul quiz-quiz yang menurut saya customized sekali. User generated ini sangatlah powerful, lihat saja website-website seperti youtube, flickr, apa yang membuat mereka tetap eksis adalah user yang terus datang untuk meng-generate content dari website tersebut.
  • Quiz itu unique.  Terkadang kita menemukan quiz yang sangat-sangat tidak penting, tapi ntah mengapa orang banyak sekali yang mengikuti quiz tersebut. Mungkin kita tidak sadar, bahwa keunikan dari quiz tersebut lah yang membuat orang ingin mencoba quiz tersebut. Bayangkan jika kita punya produk yang unique, rasanya bisa jadi produk kita akan bernasib sangat baik seperti quiz facebook ini. Lihatlah quiz dibawah, dan rasakan keunikan yang ada dalam quiz tersebut.

quiz1

  • Quiz itu media. Tidak tahu perusahaan terkait atau ntah pelanggan setianya yang membuat quiz bertipe seperti ini, yang jelas jika saya meng-klik quiz ini hanyalah semata-mata untuk mengetahui kedekatan emotional saya dengan salah satu produk dari perusahaan tersebut. Dengan kata lain quiz ini bisa menjadi sebuah media untuk emotional branding. Salah satu contoh quiz yang bertipe seperti ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

quiz2

Produk Spektakuler

Minggu ini saya liat di NavinoT, ada sebuah perlombaan yang berhadiah cukup menggiurkan yang disponsori oleh Bhinneka.com. Wah kali ini saya mencoba ikutan saja, siapa tau mendapatkan hadiah tersebut (amin) :D, tapi walaupun tidak menang, lumayan lah bisa menambah isi dari blog ini.

Terlepas dari perlombaan, saya sebenernya tertarik dengan tulisan NavinoT tentang Produk Yang Memukau, berikut ini saya coba paparkan beberapa produk yang memukau menurut saya:

  • VCD/DVD/MP3 bajakan. Memang produk-produk seperti ini sangatlah melanggar hukum, tapi yang sangat menarik menurut saya adalah metode distribusinya. Aneh bin ajaib memang, distribusi produk ini sangatlah cepat dan tersusun rapi. Walaupun bisa dibilang produk underground, tapi distribusi mereka sangatlah baik. Bayangkan saja, ketika anda baru mendengar sebuah lagu baru  ketika anda sedang berada di jakarta, tiba-tiba saja ketika anda ke daerah lain, anda juga telah  mendengar lagu baru tersebut. Begitu juga dengan VCD/DVD film, ketika ada film baru, maka kita bisa menemukannya juga di tempat lain. Semua perusahaan yang punya masalah distribusi bisa belajar dari para pembajak ini tentang distribusi. Namun saya jadi punya pertanyaan, kemanakah aparat penegak hukum di negara kita?
  • Produk-produk telekomunikasi. bukan karena saya bekerja di salah satu operator telekomunikasi, tapi produk ini memang sangat memukau. Selain memberikan untung yang sangat besar, produk ini juga telah merubah perilaku masyarakat kita, dimana kita bisa lebih cepat berkomunikasi untuk menyampaikan informasi tertentu dalam hitungan detik. Bayangkan saja kalau tidak ada SMS dan masih menggunakan surat, maka berita yang sangat penting bisa ter-pending, sesaat karena adanya barrier waktu.

Mungkin masih banyak produk-produk lain yang memukau anda, anda boleh tambahkan di bawah jika ada suatu produk yang menurut anda spektakuler.

Modal Darurat Dengan Kartu Kredit

Membaca postingan teman saya tentang Kartu Kredit, jadi terbesit ide untuk membahasnya. Kartu Kredit atau saya lebih suka memanggilnya dengan Kartu Hutang adalah salah satu jenis alat pembayaran tanpa harus membawa uang yang banyak tetapi cukup membawa satu kartu. Apabila kita pakai dengan menggunakan kartu ini, maka uang kita tidak akan langsung dikurangi, melainkan akan ditagihkan pada bulan berikutnya.

Dewasa ini untuk mendapatkan kartu ini kita harus mengisi form applikasi, menyerahkan fotocopy KTP, dan bagi yang bekerja harus menyertakan surat keterangan kerja atau slip gaji terakhir sebagai validasi. Setelah mengisi tersebut, pihak bank selaku institusi yang mengeluarkan kartu tersebut akan melakukan survey terhadap diri kita apakah layak atau tidak untuk mendapatkannya. Setelah dapat kita butuh untuk mengakifkannya.

Nah jika sudah aktif kita bisa menggunakan kartu ini untuk ngutang dimana-mana. Saat ini kartu kredit mudah sekali didapatkan, hampir di setiap mall pasti ada orang/agen yang menawarkan kita agar kita mau meng-apply kartu kredit. Dengan mudah didapatkannya, beberapa orang memanfaatkan kartu ini sebagai modal ringan. Apabila para pencari modal itu harus mencarinya di-bank dengan cara resmi, pasti akan membutuhkan lebih banyak persayaratan lagi (detailnya saya kurang paham, tapi dari cerita pacar saya yang bekerja sebagai AO, banyak banget syaratnya) dan belum tentu disetujui juga.

Memang modal yang didapatkan bukanlah modal besar. Tapi untuk orang-orang retailer seperti warung, outlet, atau kios-kios yang butuh uang untuk belanja setiap bulan ini akan memberikan keuntungan. Mereka bisa membeli barang, dan dijual pada bulan itu, hasil penjualan dibayarkan ke tagihan kartu kredit. Selain itu juga terkadang ada beberapa kartu kredit yang memberikan benefit misalnya diskon di merchant-merchant tertentu, atau benefits lainnya. Apabila merchant tersebut adalah tempat pemilik usaha untuk berbelanja, wah sudah dapet modal, dapet untung diskon lagi.

Say No To Megawati!!!

What?? “Say No to Megawati” itulah page yang direkomendasikan di-profile facebook saya. Menyebalkan, padahal saya sudah meng-ignore-kannya berkali-kali. Tapi bukan berarti saya mendukung Ibu Megawati, saya ngerasa kurang sreg aja untuk menyetujuinya. Sudah cukup, daripada kita ngomongoin politik, mari kita cari pelajaran dibalik ini.

Black Campaign

Orang banyak bilang ini adalah black campaign yang dimunculkan oleh pesaing Megawati. Memang bisa saja sih, tanpa menyudutkan, yang namanya hidup, hukum alam itu pasti ada. Semua orang pengen jadi yang kuat, terkadang untuk menjadi yang terkuat tersebut segala cara dihalalkan. Jangankan dalam politik, dalam bisnis pun orang bisa saja menipu. Saya dulu pernah di interview oleh salah satu bank yang sangat besar di Indonesia untuk mengisi salah satu posisi yang disebut Social Engineer. Di sana yang mereka lakukan adalah membuat sebuah website yang mirip dengan pesaingnya untuk mendapatkan user account yang nantinya akan digunakan untuk mencuri data ataupun untuk menjelek-jelekkan kompetitorny. Tidak hanya hal itu saja, mungkin anda ingat dengan iklan operator-operator seluler sekitar setahun yang lalu (tahun 2008), dimana mereka saling menjelek-jelekkan satu sama lain dalam hal tarif.

Jadi black campaign hal ini wajar-wajar saja bisa terjadi, tinggal bagaimana si objek me-manage-nya supaya hal ini tidak semakin melebar. Tapi ingat ini tidak sesuai dengan etika professionalitas, jika ini bisa dikurangi, mungkin persaingan dalam apapun akan semakin menjadi fair.

Evaluator

Jika kita melihat sisi postifnya, harusnya hal ini bisa jadi evaluator buat Ibu Megawati untuk menjadi lebih baik. Di zaman internet telah berkembang sekarang ini, informasi apapun dapan dengan mudah disebar luaskan baik positif atau negatif. Bukan bermaksud untuk mengajari, seharusnya Ibu Megawati harus segera bisa merubah informasi negatif atau jika bisa harus dihilangkan.

Hal ini juga berlaku ketika kita bicara bisnis. Dalam melakukan penjualan, terkadang barang yang kita jual tidak sesuai kualitasnya dengan apa yang diminta oleh pelanggan. Hal ini bisa menimbulkan sebuah informasi negatif yang bisa dibagikan oleh sesama pelanggan. Nah kita sebagai penjual harus segara mengerti tentang hal ini, kita harus merubah produk kita dengan cara menghilangkan hal-hal negatif dengan cara mengerti apa yang diinginkan oleh pelanggan kita.

Kolaborasi Iklan

Sebulan belakangan ini kita mungkin melihat di televisi tentang iklan gabungan antara ketiga produk unggulan dalam negeri di pasar yaitu Kacang Garuda, Teh Botol Sosro dan Tolak Angin. Iklan gabungan tersebut mengusung tagline “Produk Indonesia, Tuan Rumah di Negeri Sendiri“, hal ini sangatlah pas karena pemerintah juga sedang menggenjot produk-produk dari dalam negeri untuk mengatasi global krisis yang sedang terjadi.

Tidaklah heran dalam hal ini, co-branding bukanlah hal yang baru dalam dunia marketing, contohnya saja antara Garuda-Citibank, Telkomsel-Citibank, KFC-Fruit Tea. Sejauh saya melihat iklan di TV saya belum pernah menemukan iklan TVC yang mengusung produk sekaligus dalam satu frame.

Di masa krisis seperti ini, hal ini saya bilang ini cukup cerdas dimana mereka bisa memotong budget iklan mereka dengan cara sharing budget diantara ketiganya. Apakah ini memang betul impact dari krisis atau mereka mau mendukung kegiatan pemerintah? Apapun alasannya iklan ini telah memberikan warna di dalam dunia periklanan di Indonesia.

Mobile Internet Access Akankah Menjadi Primadona?

internet

Jika kita melihat iklan-iklan dan promo dari operator telekomunikasi belakangan ini, maka arahnya adalah ke mobile internet access.

Dimulai dengan brand terbesar, yaitu simPATI. Pada bulan Februari 2009, brand ini mengeluarkan perdana baru mereka yang mereka sebut sebagai simPATI PeDe pilihan juara. Di stater pack ini kita bisa mendapatkan free internet sebesar 5 MB.

Tak hanya simPATI, Indosat ikut mengeluarkan berbagai macam varian produk, seperti voucher khusus buat internet dan juga mereka meluncurkan staterpack baru untuk produk IM3 mereka, yaitu IM3 groove. Dengan produk ini mereka memberikan Free 100 menit akses internet.

Belum lagi XL, yang sudah menggelar layanan internet access mereka dengan memberikan sebuah stater pack baru yang bernama XL Internet Prepaid Access.

Anda mungkin ingat dengan tagline “Anti Mati Gaya” yang dikeluarkan oleh 3 (three) dari hutchinson. Dengan mengusungn tema Anti Mati Gaya 3 (three) memberikan free internet access 1 MB/hari. Dan jika anda lewat di Jalan Jendral Gatot Subroto Jakarta, anda bisa melihat iklan dari Axis yang memberikan internet free 1 MB/hari dengan cara menjadi anggota komunitas Axis yang bernama Asix.

Yah masih banyak operator-operator lain seperti CDMA yang mengeluarkan produk internet mereka. Apakah memang tahun ini internet mulai diperhitungkan oleh operator selain voice dan SMS yang menjadi mesin uang mereka selama ini?